Jumat, 16 Agustus 2013

Naskah Praktikum Konseling

Wawancara  Konseling untuk Membuat Pilihan

Konseli            : “Selamat siang Bu?”
Konselor          : “Selamat siang Sinta.”
Konseli            : “Ibu, adakah waktu untuk saya?”
Konselor          : “Ya sudah, mari kita masuk saja ke ruangan Ibu. Kurang pas kalau berbicara di luar. // Silakan duduk. Selama dua minggu ini, sepertinya Sinta tidak mengikuti mata kuliah Ibu?”
Konseli            : “Iya Bu. Saya hari Kamis kemarin sakit, Kamis besoknya lagi, kebetulan saudara saya sedang punya hajat. Saya mau menghubungi teman-teman saya, handphone saya rusak karena kehujanan.”
Konselor          : “Oh, begitu… // Tidak apa-apa. Masalah persensi, nanti akan Ibu perbaiki. // Sepertinya banyak yang sedang Sinta pikirkan?”
Konseli            : “Iya Bu, saya punya banyak masalah dan masalah ini sangat mengganggu pikiran saya.”
Konselor          : “Masalah apa Sinta? Kalau bisa, coba dijelaskan!”
Konseli            : “Saya bingung Bu, harus memulai dari mana. Masalah ini menyangkut masa depan saya.”
Konselor          : “Oh begitu… // Tadi Sinta mengatakan masalah Sinta akan menentukan masa depan Sinta. // Sepertinya Sinta merasa resah dan bimbang.”
Konseli            : “Memang begitu Bu.”
Konselor          : “Coba dijelaskan lebih terinci, supaya Ibu bisa lebih mengerti!”
Konseli            : “Begini Bu, Saya punya pacar orang daerah tempat tinggal saya. Kami pacaran sudah 4 tahun. Bukan waktu yang singkat bagi kami dalam menjalin hubungan. Sudah saatnya untuk memikirkan ke jenjang yang lebih serius.”
Konselor          : ”Sinta pacaran sudah 4 tahun. // Kalian ingin memikirkan keseriusan untuk hubungan kalian?”
Konseli            : “Iya Bu. Tapi saya masih kuliah.  Saya juga baru semester 5.”
Konselor          : “Bagaimana dengan orang tuamu dan orang tua pacarmu?”
Konseli            : “Orang tua saya menyetujui dan bagitu juga dengan orang tua pacar saya.”
Konselor          : “Orang tua kedua belah pihak sudah menyetujui. // Lantas apa yang membuat Sinta gelisah?”
Konseli            : “Saya bingung Bu. Harus menyelesaikan kuliah saya dulu atau menikah. // Umur saya 22 tahun, sedangkan pacar saya umurnya 28 tahun.”
Konselor          : “Antara menyelesaikan kuliah dulu atau menikah. Apa sebelumnya sudah Sinta bicarakan dengan pacarmu dan orang tua pacarmu?”
Konseli            : “Sudah Bu. Mereka menyetujui kalau kami menikah terlebih dahulu lalu melanjutkan kuliah. Lagi pula, teman-teman pacar saya kebanyakan sudah menikah, bahkan beberapa diantaranya sudah mempunyai anak.”
Konselor          : “Pacar dan orang tua pacar Sinta menyetujui kalau kalian menikah terlebih dahulu dan umur pacar Sinta sudah pantas untuk menikah. // Lantas bagaimana dengan orang tuamu?”
Konseli            : “Orang tua saya bilang, kalau bisa saya lulus kuliah terlebih dulu baru menikah, supaya tidak membebani suami saya kelak.”
Konselor          : “Jadi Sinta bimbang jika menikah dulu akan membebani suamimu kelak dalam membiayai kuliahmu. Sedangkan umur pacarmu sekarang sudah pantas untuk menikah. Begitu Sinta?”
Konseli            : “Benar Bu. Tapi bukan hanya karena itu saja permasalahannya.”
Konselor          : “Bisakah Sinta menceritakannya kepada Ibu?”
Konseli            : “Masyarakat di sekitar lingkungan kami sering membicarakan kami dan seolah-olah mereka mendesak kami untuk segera menikah karena kami sudah lama menjalin hubungan. // Tapi saya merasa tidak enak dengan calon mertua saya jika kami segera menikah. Karena belum apa-apa saya sudah menjadi tanggungan suami saya. // Sedangkan saya dulu berniat ingin kuliah sampai lulus lalu bekerja untuk membantu membiayai pendidikan adik saya dan membahagiakan orang tua saya, setelah itu baru menikah. // Tapi sekarang kenyataan membuat saya bimbang. Pacar saya sudah mapan sebagai PNS dan umurpun sudah mendukung untuk menikah.”
Konselor          : “Masyarakat di sekitar tempat tinggal kalian mendesak agar segera menikah. Tapi Sinta merasa tidak enak dengan calon mertua. // Di lain pihak, Sinta ingin membantu membiayai pendidikan adikmu dan ingin membahagiakan kedua orang tuamu setelah lulus kuliah dan bekerja. // Pacarmu sudah PNS dan umurnyapun sudah mendukung untuk menikah. // Bagaimana dengan pacarmu mengenai keadaan keluargamu?”
Konseli            : “Pacar saya bilang, tidak apa-apa kami menikah dulu. Masalah keluarga saya, besok dipikirkan bersama-sama. Pacar saya juga mengatakan akan membantu membiayai pendidikan adik saya sampai saya mendapatkan pekerjaan kelak.”
Konselor          : “Pacarmu sepertinya saya sekali denganmu dan keluargamu. Perhatian yang dia berikan sangat besar. // Di antara kedua pilihan itu, Sinta cenderung memilih yang mana?”
Konseli            : “Saya cenderung memilih untuk menikah dulu Bu. Kasihan pacar saya yang sudah menunggu lama, mengingat umur juga sudah matang.”
Konselor          : “Apakah Sinta sudah yakin dengan pilihan Sinta itu?”
Konseli            : “Saya rasa, saya sudah yakin Bu dengan pilihan saya. Tapi saya masih bingung dalam menghadapi orang tua saya.”
Konselor          : “Andaikata seperti ini : Sinta mencoba meyakinkan kepada kedua orang tua Sinta bahwa hubungan kalian itu sudah seharusnya dibawa ke janjang yang lebih serius, dengan Sinta meyakinkan bahwa pacar Sinta sudah bersungguh-sungguh berniat serius.”
Konseli            : “Tapi Bu, kalau orang tua saya masih belum bisa menyetujui hubungan keseriusan kami untuk menikah sekarang-sekarang ini, bagaimana?”
Konselor          : “Ada baiknya jika pacarmu itu berbicara langsung dengan kedua orang tuamu. Bahkan bila perlu, pacarmu mengajak kedua orang tuanya untuk datang berkunjung ke rumahmu.”
Konseli            : (Mengangguk-angguk) “Saya sependapat dengan usul Ibu. Barangkali dapat saya coba. Tapi sebelumnya, saya akan membicarakannya lagi dengan pacar saya.”
Konselor          : “Kiranya pembicaraan kita sudah sampai pada titik penyelesaian. Setelah tadi Sinta menguraikan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi Sinta, sekarang Sinta sudah merasa sedikit lega bukan?”
Konseli            : “Iya Bu, saya sudah merasa lebih baik dan mendapat gambaran tentang apa yang akan saya lakukan nantinya.”
Konselor          : “Ibu rasa Sinta bisa menjalankan keputusan ini dengan baik. Yakinlah bahwa Sinta mampu membahagiakan kedua orang tuamu meskipun Sinta sudah menikah kelak.”
Konseli            : “Iya Bu, saya yakin saya pasti bisa membahagiakan kedua orang tua saya meskipun saya sudah menikah kelak. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu telah membantu menyelesaikan permasalahan saya.”
Konselor          : “Iya Sinta, sama-sama. // Jika seandainya Sinta ada permasalahan lagi, Sinta bisa membicarakannya lagi dengan Ibu.”
Konseli            : “Saya kira cukup sekian dulu Bu. Selamat siang?”

Konselor          : “Selamat siang Sinta.”

1 komentar:

  1. Sands Casino and Hotel, Tunica Resorts, MS | December 2021
    Sands Casino and Hotel, Tunica Resorts, MS. 777 Casino Drive, Tunica Resorts MS 38664. United 샌즈카지노 States of America. (303) 321-5247 or www.tripadvisor.com. Rating: 4 · ‎Review by a Tripadvisor user 1xbet · ‎Price range: $$ (Based on Average Nightly Rates for a Standard Room งานออนไลน์ from our Partners)

    BalasHapus